Sebagai perusahaan teknologi di bidang properti (PropTech) terbesar di Indonesia, Lamudi.co.id menerbitkan laporan riset pertama melalui Tren Pasar Properti Lamudi.co.id H1 2021. Laporan ini bertujuan mengulas perkembangan dalam industri properti, tren pencarian berdasarkan data first-hand Lamudi.co.id serta gambaran untuk akhir tahun 2021. Kami senantiasa memudahkan perjalanan kepemilikan properti dalam pemberian informasi terkini mengenai tren-tren baru dalam sektor properti.
Pandemi COVID-19 yang menerpa dunia di awal tahun 2020 membuat semua orang berhati-hati
Selain mempengaruhi dunia kesehatan, tak sedikit pemilik usaha terpaksa gulung tikar yang mengakibatkan orang kehilangan pekerjaan. Gaya hidup masyarakat secara umum banyak mengalami perubahan. Namun sesuai kategorinya, tempat tinggal sebagai kebutuhan pokok akan tetap menjadi prioritas.
Permintaan konsumen akan properti secara perlahan pulih kembali
Tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok manusia dan selamanya akan menjadi kebutuhan yang mendasar. Secara perlahan, permintaan konsumen akan properti mengalami peningkatan pada awal tahun 2021 setelah mengalami penurunan pada tahun 2020 silam. Peningkatan akan permintaan Ini terjadi karena adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam bidang kredit. Kebijakan pemerintah yang pertama diimplementasikan dengan menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) 3,5 persen sejak Mei 2021 yang lalu. Kebijakan pemerintah kedua berupa pemberian stimulus pajak yang berupa Fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atas properti melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 103/PMK.010/2021 yang diperpanjang hingga Desember 2021.
Rumah tetap menjadi pilihan utama pencari properti dengan kota satelit sebagai lokasi yang diincar
Rumah adalah tipe properti yang paling digemari oleh para pencari properti. Tiga lokasi yang menjadi favorit pencarian rumah tinggal adalah Bogor, Jawa Barat, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, dan Bekasi, Jawa Barat. Kota satelit Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi banyak dicari, terutama untuk para pembeli hunian pertama, karena harga tanah yang lebih terjangkau dibandingkan harga tanah di Jakarta. Tahun ini Bogor mencatat adanya penurunan harga rata-rata rumah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni dari Rp600 jutaan menjadi Rp579 juta. Data juga menunjukan bahwa mayoritas dari pembeli properti lebih memilih sistem pembayaran berupa kredit. Angka pembayaran kredit mengalami kenaikan dari paruh kedua tahun 2020 hingga paruh pertama tahun 2021 yaitu dari 72,77 persen menjadi 74,91 persen. Sementara pembayaran tunai tercatat menurun menjadi 25,09 persen di tengah tahun pertama 2021.
Konsumen sangat menanti inovasi penawaran sistem pembayaran dan pengalaman pembelian yang membantu mereka di masa pandemi
Ini adalah saat yang tepat bagi para pengembang untuk mengeksplor kembali perjalanan yang dilalui pembeli properti di saat pandemi dan memahami perkembangannya secara berkala agar tetap relevan.
Baca selengkapnya dengan mengunduh laporan di bawah ini